Selasa, 17 Januari 2012

Hari Ini Milik Anda


          Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.

         Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

         Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

       Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.} (QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

         Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda? Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi? 

        Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

       Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."

         Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

          Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

          Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

            Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

             "Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."

            "Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.




Jumat, 13 Januari 2012

Isi Waktu Luang Dengan Berbuat!


Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah. Dan,

 {Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.} (QS. At-Taubah: 87)

Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri. Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan narkoba.

Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina; meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si "pencuri".

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat. Bunuhlah setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air matakesedihan.


Minggu, 08 Januari 2012

Download Kalender 2012

Kalender 2012 ini dilengkapi kalender Hijriyah Qomariyah, Hijriyah Syamsiah, Pranoto Mongso, Kalender Jawa, Neptu, Jadwal Sholat, Info Gerhana, Prediksi Tinggi Air Laut, Hari Libur Nasional, Cuti Bersama sesuai dengan SKB 3 Menteri serta bentuk hilal saat awal bulan.


Kalender ini dapat didownload secara free alias gratiss.. tis.. tiss.. (ora usah mbayar)
bagi kamu yang belum punya, langsung aja klik di bawah ini :

Download Kalender 2012

Sabtu, 07 Januari 2012

Membangun Orientasi Kehidupan Akhirat

        Semua mukmin tentu sudah tahu bahwa setiap orang hidup pasti akan menemui kematian. Hidup di dunia ini hanya sementara dan kita semua akan pergi ke kampung akhirat. Meninggalkan harta benda yang sekian lama dikumpulkan ;anak, istri, dan keluarga yang dicintai; jabatan yang dikejarnya dan terputus dari berbagai kesenangan dunia.
        Jasad manusia dari tanah dan akan kembali ke tanah. sedangkan ruhnya ke alam barzakh. Kelak di alam akhirat, manusia dibangkitkan dan dikumpulkan kembali seolah terbangun tidur sesaat di siang hari. Maka pada saat itu barulah orang-orang yang tak mempercayai akhirat akan merasa rugi.

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (didunia) kecuali hanya sesaat di siang hari, (diwaktu itu) mereka saling berkenalan. Sungguh merugi orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (Yunus[10]:45)

       Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir. Seorang yang beriman pada akhirat tidak akan menjadikan dunia sebagai tujuan akhir tetapi sebagai ladang amal.

Tertipu Dunia

      Meski sudah tahu akan mati dan melihat sendiri banyak orang yang lebih muda umurnya mendahului, kadang manusia tidak terdorong bersiap diri. Orientasi hidup yang dibangun di hati semata dunia saja. Dalam hal harta, yang dipikirkan berapa banyak harta yang bisa dikumpulkan. Inginnya menambah dan menyimpan rapat-rapat. Dalam hal jabatan, selalu mendongak ke atas bagaimana meraih jabatan yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Tak segan harus mengeluarkan dan berkorban uang banyak sampai ratusan juta bahkan milyaran sekali pun demi jabatan yang direbutnya. Kecintaan pada dunia membuatnya tertipu dan tak peduli dengan hari kemudian.

Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memedulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat. (al-Insaan[76]:27)

      Karena kesenangan dunia yang menjadi tujuan hidupnya, semua waktu dan energi dikerahkan untuk meraih dunia. Lupa bahwa semua yang dikejar dan diraih itu hanyalah sementara. Semua akan terlepas pada akhirnya. Siapa pun orangnya tak kan dapat menghindar saat maut datang menjemput; tak dapat diundurkan barang sesaat pun.

...Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat menundanya dan tidak(pula) mempercepatnya sesaat pun."(an-Nahl[16]:61)

      Bekerja keras untuk memiliki harta yang banyak tidak dilarang. berkorban untuk menduduki jabatan tinggi juga tak salah. Yang tidak boleh adalah bila hal itu sampai mengabaikan akhirat. Lupa ada kehidupan baru setelah kematiannya di dunia. Mereka mengira semua persoalan selesai pasca kematiannya. Padahal justru kematian itu mengantarkannya pada persoalan yang lebih besar, sehingga ketika mereka dibangkitkan dari kubur mereka berangan-angan seandainya saja tidak ada kehidupan baru setelah kematian mereka di dunia.

Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku.(al-Haqqah[69]:27-29)

Orientasi Dunia

          Bangunlah orientasi akhirat sekarang juga. Sadari bahwa harta yang akan abadi menjadi milik kita sampai di akhirat adalah yang telah diinfakkan di jalan Allah SWT. Sedangkan harta yang masih tersimpan di tangan belum tentu nasibnya, bahkan bisa lepas dari genggaman.
         Dengan orientasi akhirat, kita tidak terjebak pada perlombaan memamerkan kekayaan. Karena ukuran kemuliaan bukan dari banyaknya harta, tetapi dari banyaknya presentase sedekah. Misalkan, jika seseorang memiliki dua dirham dan ia bersedekah satu dirham maka dia telah mengeluarkan 50% (separuh) hartanya. Tapi jika seseorang penghasilannya sepuluh ribu dirham lalu berderma seratus dirham maka yang dikeluarkan itu hanya 1%nya. Itu sebabnya Rasullah SAW pernah bersabda,"Sedekah satu dirham bisa mengalahkan amal seratus dirham."
        Karena itu, bagaimana pun keadaan kita, prioritaskan beramal shalih; baik dengan harta ataupun tenaga. Mereka yang terus berusaha untuk mendapatkan harta yang lebih banyak, yang tak kalah pentingnya adalah terus meningkatkan kekuatan mental beramal yang lebih besar. Tambahnya penghasilan hendaknya diiringi dengan tambahan sedekah. Jika kekuatan sedekah dan pengorbanan tidak bertambah, maka tambahnya penghasilan bukannya menambah kemuliaan di hadapan Allah SWT tapi kehinaan. Apalagi kalau cara yang ditempuh mendapat harta yang tidak memedulikan halal dan haram, maka sama saja menyiapkan neraka sejak di dunia ini.
          Untuk meningkatkan amal shalih, bukan tamak yang harus kita perturutkan, tetapi iman pada akhirat yang harus ditingkatkan. Iman akan mendorong kita menjadikan dunia ini sebagai ladang amal.
Iman kepada Akhirat, bukan semata dihafal tetapi harus diresapi. Iman yang hakiki juga bukan sekedar diketahui tetapi dihayati sampai membawa kesadaran diri seolah melihat akhirat dipelupuk mata. Inilah yang dirasakan al-Harist sehingga  membuatnya gigih beramal.

"Bagaimana keadaanmu pagi ini?" tanya Rasullah kepada al-Harist yang sedang lewat di depan beliau.

"Pagi ini saya menjadi mukmin yang sebenarnya,"jawab al-Harist.

Kemudian Rasullah SAW bersabda, "Perhatikanlah apa yang engkau ucapkan itu, karena tiap-tiap sesuatu itu memiliki hakikat. Apakah hakikat keimananmu?"

Al-Harist menjawab," Diriku telah menjauhi keduniaan, aku berjaga (tidak tidur) pada malam hari dan haus (berpuasa) pada siang hari, seolah-olah aku melihat Arasy Tuhanku tampak jelas, seakan-akan aku melihat para penghuni surga sedang saling berkunjung, dan seakan-akan aku melihat penghuni neraka sedang meliuk-liuk kelaparan dan kepanasan"

Rasullah SAW bersabda, "Wahai Harist, engkau sudah mengerti, maka istiqamalah!" Beliau mengucapkan perkataan ini tiga kali.
Semoga kita diberi istiqamah oleh Allah SWT. Amiiin

Dikutip dari Lembar Jum'at Al Qalam