1.
Relaksasi
Benson (2000)
Menyebutkan bahwa ketika seseorang meditasi, secara otomatis akan muncul respon
relaksasi. Respon relaksasi ini terjadi karena menurunnya aktivitas otak
sehingga mempengaruhi kerja fisik yang berupa ketegangan-ketegangan. Kondisi
rileks ini sangat bermanfaat bagi kesehatan karena selain bisa digunakan
kondisi istirahat juga bisa digunakan untuk mengurangi keluhan-keluhan sakit
fisik (Subandi 2002). Kondisi rileks
ini akan memicu bekerjanya otak untuk menghasilkan endegenous morphin yaitu
suatu zat penenang yang cara bekerjanya seperti morfin, sehingga menimbulkan
kondisi tenang.
2. Munculnya energy yang besar dan menyehatkan
Menurut Supardan (1983),
manusia memiliki unsur kimia tubuh (Body chemistry) yang bernama ATP (Adenosine Tri Phospate ). ATP ini dapat
mengubah menjadi energy melalu proses metabolism tubuh. Secara sederhana dapat
ditulis sbb:
02 + ATP + Glikogen Energi
Dalam
proses perangsangan, energy dari hasil reaksi ATP memiliki proses tertentu.
Ketika oksigen dihisap, secara normal oksigen hanya digunakan sebatas membantu
lancarnya perderan darah, melancarkan metabolisme tubuh dan mensuplai otak
dengan kadar yang cukup. Oksigen juga merangsang energy yang ada dalam tubuh
untuk menghidupkan aktivitas tubuh yang sempit sekali, hanya cukup untuk
menggerakkan tubuh secara normal. Tetapi lain halnya dengan pengambilan oksigen
secara khusus dalam latihan tenaga dalam. Untuk membangkitkan tenaga dalam, diperlukan oksigen
yang banyak dan efektif. Salah satunya jalan ialah dengan cara mengubah
pernafasan biasa menjadi pernafasan special, yaitu dengan mengoptimalkan
oksigen yang masuk jangan sampai terbuang percuma sedangkan untuk bagian yang lain harus seimbang. Hal
ini dapat terjadi secara otomatis ketika
seseorang bermeditasi. Organ pernafasan akan bekerja dengan sendiri
untuk pengambilan nafas secara teratur dan efektif. Energi yang dihasilkan oleh
ATP dalam keadaan sehari-hari berupa panas tubuh, membantu lancarnya penyaluran
adrenalin, menghidupkan kimia tubuh untuk membentuk kekebalan tubuh ( zat antibody),
menghidupkan aktivitas pencernaan dan menghidupkan semua aktivitas semua
aktivitas organ dalam tubuh manusia.
3. Fenomena Terhambatnya rasa Sakit
Pada
saat seseorang bermeditasi maka perhatian penuh pada objek meditasinya.
Perhatian yang penuh ini menyebabkan seseorang kehilangan rangsang inderanya.
Fenomena ini sering disebut dengan Self Hypnosis, Sebab dengan cara ini
seseorang dapat menghipnosa dirinya sendiri sehingga ketika meditasi
berlangsung dia tidak merasakan apapun meskipun tubuhnya kena rangsangan yang
menyakitkan. Teori control pintu gerbang (gate control theory) Mengatakan,
rangsangan dari dalam yang lebih besar dibanding rangsangan dari luar tersebut
yang menghambat rangsang tersebut masuk ke otak. Rangsang yang lebih besar pada saat seseorang
bermeditasi adalah adanya ASC (altered states of consciousness).
Kondisi ini menimbulkan perasaan damai, tenang dan menyenangkan sehingga
menghambat rangsang yang masuk pada otak. (Subandi,
2002)
Sumber
:
Abu
Sangkan.2000. Berguru Kepada Allah (kumpulan artikel). Tidak diterbitkan
Subandi,
et al. 2002. Psikoterapi (kumpulan artikel). Yogyakarta : Unit publikasi Fakultas Psikologi UGM
Supardan.
1983. Paket biokimia. Malang : Lab Biokimia Universitas Brawijaya