Sabtu, 25 Februari 2012

Peringatan Maulid Nabi

Maulid Nabi merupakan sebuah peringatan hari kelahiran Rasulullah Muhammad saw yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal untuk mengingat jasa-jasa beliau dalam menyebarkan dan mengajarkan agama Allah yang masih menjadi tuntunan hingga sekarang.
Akhlak Beliau sungguh luar biasa yang dalam sebuah buku tertulis
Rasulullah adalah orang yang sangat pemberani. Ali bin Abi Thalib berkata: "Jika keadaan kami sangat kritis dan musuh sudah saling berhadapan, maka kami berlindung kepada Rasululah. Rasulullah adalah orang yang sangat pemurah, tidak pernah ketika dimintai sesuatu dan beliau tidak pernah berkata "tidak". Rasulullah adalah orang yang sangat pemaaf, beliau tidak pernah membalas atau marah. Kecuali jika kehormatan agama telah dilecehkan, maka Beliau akan membalasnya demi Allah. Rasulullah adalah orang yang sering tersenyum dan paling indah raut wajahnya, meski kesedihan dan musibah sering menimpanya.
Sungguh Allah telah memadukan pada diri Rasulullah kemuliaan akhlak dan kebaikan akhlak dan kebaikan perilaku, dan Dia telah memberinya ilmu yang tidak diberikan kepada seseorangpun, baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Rasulullah tidak bisa membaca dan menulis, dan tidak ada manusia yang menjadi gurunya. Ia membawa Al-Qur'an yang diwahyukan dari Allah yang berfirman di dalam kitab-Nya:

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".

Kehidupan Rasulullah yang ummi (tidak dapat membaca) menutup jalan bagi orang-orang yang menuduh bahwa beliau telah menulis, membaca, atau mempelajari dari berbagai sumber umat-umat yang lain.

Berkaitan dengan Peringatan Maulid Nabi, Islamic Dentistry mengadakan acara kajian yang bertema Meneladani Rasulullah sebagai Uswatun Khasanah pada tanggal 8 Februari 2012 kemaren. Acara dikemas dengan diadakannya nasyid, shalawat, dan kajian.


Semoga Rasulullah akan selalu menjadi teladan untuk kita semua dan kita mendapatkan syafa'atnya di akhirat kelak.

Kamis, 23 Februari 2012

Pandai Bersyukur

rumput tetangga terlihat lebih hijau
Hal itu kadang terlintas dibenak, melihat seorang teman, kerabat atau orang disekeliling terlihat 'lebih' dalam kehidupannya. Apa yang tidak dipunya orang lain terkadang begitu sempurna dimata. Begitulah manusia, tak pernah merasa puas, seperti lirik lagu Doraemon
aku ingin begini, aku ingin begitu ingin ini ingin itu banyak sekali
sayangnya dalam dunia nyata tak ada yang namanya kantong ajaib yang bisa memenuhi segala keinginan

Keasyikan untuk melihat sekeliling atau lebih tepatnya melihat ke atas terkadang membuat lupa bahwa sebenarnya Allah telah memberi nikmat yang begitu besar dalam kehidupan. Seperti yang tertera dalam wahyuNya dalam Surat Ar-Rahman:
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? (Q.S. Ar-Rahman:13)

Bagaimana bisa melupakan nikmat yang ada sedangkan ia melimpah ruah di depan mata?
Keluarga. Dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang bisa mendidik hingga diri menjadi sekarang. Teman. Dihadirkan sepanjang kehidupan agar hidup menjadi berwarna. Kehidupan. Diberikan agar diri bisa terus belajar. Dan hal-hal lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Tak ada yang salah dengan milikku, milikmu, miliknya atau milik siapapun. Semuanya telah diatur sesuai dengan porsinya. Tinggal bagaimana cara bersyukur dengan apa yang telah diberikan olehNya.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Dalam sebuah artikel ditulis
Bersyukur bukanlah sebuah kata-kata. Bersyukur adalah sebuah rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam atas sebuah pemberian dari yang Maha Kuasa entah bagaimana bentuk dari pemberian tersebut. Dengan rasa syukur yang dirasakan akan kehidupan, kesuksesan itu esensinya sudah tidak perlu lagi dicari, ia sudah ada di sini, di hidup kita saat ini.